Awal Agama Mengenal Allah


“AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”

Artinya : Awal Agama mengenal Allah.

Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita diwajibkan mengenal diri, setelah mengenal diri, terkenallah kepada Allah, bilamana sudah mengenal Allah, Fanalah diri kita atau tidak ada mempunyai diri lagi, pada hakikatnya hanya Allah.

Selanjutnya terlebih dahulu kita mengenal diri, bilamana tidak mengenal asalnya kejadian diri, maka tidaklah sempurna Ilmu yang kita pelajari. Seperti kata ABDULLAH IBNU ABBAS. R. A :

“Ya Rasulullah, apakah yang pertama dijadikan Allah Ta’ala?"

Nabi SAW bersabda : “INNALLAHA KHALAKA KABLAL ASY YAA INNUR NABIYIKA MINNUIHI” artinya “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan terlebih dahulu ialah Nur Nabi Muhammad SAW yang dijadikan dari pada Zat Allah”.

SYECH ABDUL ASYSYAHRANI RAHIMA HULLAH ALIHI berkata : “INNALLAHA KHALAKA RUHUN NABI SAW MIN ZATIHI WAKHALAKAL ‘ALAMI MINNURI MUHAMMAD SAW.”

Artinya “Sesungguhnya Allah telah menjadikan Roh Nabi Muhammad dari pada Zat Allah, dan sekalian Alam ini dijadikan dari pada Nur Muhammad SAW serta Nabi Adam dan diri kita atau tubuh kita”.

Nabi Bersabda : “ANA ABUL ARWAH, WA ADAMU ABUL BASYARU”

Artinya : “Aku Bapak segala Roh dan Nabi Adam Bapak sekalian Tubuh Manusia tetapi Nabi Adam dijadikan dari pada tanah".

Allah berfirman : “KHALAKAL INSANA MINTIY” artinya Aku jadikan insan Adam dari pada tanah, dan tanah dari pada Air, Airpun dijadikan dari pada Nur Muhammad, maka Roh dan Tubuh tersebut bernama Nur Muhammad. Kepada Roh dan Tubuh inilah segala kainah, Insya Allah kita akan melihat kesempurnaan Zat Wajibal Wujud, karena tubuh kita yang kasar ini tidak dapat mengenal Allah, sebab fana. Yang dapat mengenal/meresapkan Nur Muhammad SAW. Siapa yang dapat mengenal atau meresapkan Nur Muhammad SAW berarti ia mengenal atau meresapkan Tuhannya, karena itu adalah kenyataan dari Wujud Allah yang kita miliki, seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya yang berasal dari pada Nur.

Firman Allah Ta’ala : “KADJA AKUM MINALLLAHINNURI” artinya Sesuatu apa saja yang menimpa kepada kamu adalah dari pada Allah yaitu Nur.

Firman Allah Ta’ala : “KAD JA AKUMUL KAKKUMIR RABBIKUM” artinya Sesuatu apa saja yang masing-masing kamu adalah hak dari pada Tuhan dari Nur kepada Nur.

Di sinilah sampai pelajaran segala Ilmu dari Aulia dan Ambiya asalnya mengenal Allah. Demikian pula pendapat Arifbillah serta kelakuannya karena ia mengenal Diri-Nya berasal dari kejadian Nur.

Firman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsi : “KHALA ILA JALI WAKHALAKHUL ASY YA ILA JALIK” artinya Aku jadikan kamu karena Aku, dan Aku jadikan Alam semesta karena Engkau Ya Muhammad.”

Rasulullah SAW bersabda : “ANA MINALLAHI WALMU’MINUNKAMINNI artinya “Aku daripada Allah, dan segala Mu’min daripada Aku.”

Maka dari itu, berpeganglah kepada Nur Muhammad, baik di waktu beribadat maupun di luar dari beribadat.

Syech ABDURRAUB berkata : “Yang sebenar diri adalah Nyawa, yang sebenarnya Nyawa adalah Nur Muhammad atau Sifat, yang sebenarnya Sifat adalah Zat Hayyun akan tetapi La Gairi (tidak lain)".

Adapun sebagian pendapat dari Alim Ulama adalah bahwa yang sebenarnya Diri adalah Roh, tatkala masuk pada Diri atau Tubuh bernama Nyawa, tatkala keluar masuk bernama Nafas, bilamana ingin sesuatu bernama Nafsu, dan apabila dapat memiliki sesuatu barang bernama Ikhtiar, dapat pula membuat sesuatu barang bernama Akal atau Ilmu. Inilah yang sebenarnya Diri. Karena pada diri inilah zahirnya Tuhan.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDUHU” artinya Zahir Tuhan itu ada pada Bathin HambaNya, yakni kepada Ilmu Hakikat. Kepada Ilmu Hakikat inilah yang sebenarnya untuk meng-Esakan Allah. Dengan adanya keterangan tersebut di atas, maka kenalilah Diri agar sempurna untuk mengenal Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “MAN’ARA PANAFSAHU PAKAD ‘ARA PARABBAHU” artinya “Siapa mengenal dirinya maka mengenal ia akan TuhanNya”. Dan “MAN ‘ARA PANAFSAHU BIL FANA PADA’ARA PARABBAHU BILHAQA” artinya Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.

Mengenal diri ada terbagi 3 (tiga) bagian :

  1. Harus mengetahui asal diri (seperti tersebut diatas).
  2. Matikanlah diri/tubuh kita yang ada ini (mati Ma’nawiyah).
  3. Setelah Fana diri di dalam diri, Uludiyah Allah Ta’ala dalam Ilmu Allah Ta’ala yang Qadim adanya.
Allah SWT berfirman dalam Hadist Qudsi : “ MAUTU ANTAL KABLAL MAUTU” artinya Matikanlah dirimu sebelum mati kamu (mati sebenarnya).

Mematikan diri adalah sebagai berikut :

“LAA QADIRUN, WALA MURIDUN, WALA ‘ALIMUN, WALA HAYYUN, WALA SAMI’UN, WALA BASIRUN, WALA MUTAKALLIMUN.

Artinya :


- Tidak ada berkuasa ;
- Tidak ada berkehendak ;
- Tidak ada kita tahu ;
- Tidak ada kita hidup ;
- Tidak mendengar ;
- Tidak melihat ;
- Tidak berkata-kata.

Kesemuanya itu hanya Allah, tetapi setelah Fananya seluruh diri/tubuh kita di dalam “UHU DIAH ALLAH dengan Ilmu Allah yang Qadim. Dan ketahuilah Sir Allah dalam Diri/Tubuh kita. Jika kita tidak mengetahui, maka kita selalu bergelumang Dosa.

Nabi SAW bersabda : “WUJUDUKA ZAMBUN LAA YUGA SIBAHU ZAMBUN” artinya Bermula Adam itu dosa yang amat besar, maka tiap-tiap diri/tubuh yang berdosa tidaklah sempurna untuk mengenal Allah, walaupun bagaimana berbaktinya tetap tidak sempurna untuk mengenal Allah, karena berbakti itu adalah umpama diri/tubuh dengan Roh, maka dari itu ketahuilah Sir Allah yang sebenarnya di dalam Rahasia yang ada.

Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRAHU” artinya Insan itu adalah RahasiaKu dan Akupun RahasiaNya.

Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WASIARI SIFATI WASIFATI LA GAIRI” artinya “Insan itu adalah RahasiaKu, RahasiaKu itu adalah SifatKu, SifatKu itu tidak lain dari padaKu.

GHAUSUL ‘AZAM berkata “JISMUL INSANU WANAFSAHU WAKABLAHU WARUHUHU WABASARAHU WA ASNA NURU WAYAZRUHU WARIJLUHU WAKULLU ZALIKA AZHIRTULAHU BINAFSIHI LINAFSI ILA HUWA ILLA ANA GHAIRUHU” artinya Diri atau tubuh manusia, hatinya dan pendengarannya, penglihatannya, serta tangan dan kakinya, kesemuanya itu adalah kenyataan bagi DiriKU, tetapi bukan ‘Ainnya dan bukan lainnya. Allah itu tidak lain dari Insan, sebab kita ini adalah Hak dari pada Allah dan tidak ia berpisah segala kelakuanNya atau Af’alNya.

Allah berfirman : “WAFI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN” artinya Ada Tuhan kamu pada diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku, kata Allah, padahal Aku terlebih hampir daripada matamu yang putih dengan yang hitamnya, terlebih hamper lagi Aku dengan kamu.

Nabi SAW bersabda : “MAN NAJARA ILA SYAI’AN WALAM YARALLAHUFIHI FAHUWA HATIL” artinya Siapa yang melihat kepada sesuatu, tidak dilihatnya Allah didalamNya, maka penglihatannya itu batal dan sia-sia belaka.

ABU BAKAR SIDDIK R.A berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAH HAKABLAHU” artinya "Tidak Aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu”.

USMAN IBNU AFFAN berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AIRULLAHA“ atinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah sesertanya".

UMAR IBNU KHATTAF berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA BADAHU” artinya Tidak aku lihat sesuatu, hanya aku lihat Allah Ta’ala kemudiannya.

ALI BIN ABI TALIB “MAA RAITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA FIHI” artinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya”.

Demikianlah apa yang dikatakan oleh para sahabat Nabi tersebut di atas, maka pelajarilah ilmu ini kepada guru sebagaimana mestinya, sebab Allah tidak bersatu dan tidak bercerai/berpisah dengan sesuatu apa juapun. Inilah jalannya untuk mengenal Allah yang hidup kekal dan abadi yang tidak pernah kita lupakan setiap saat dan waktu maupun di dalam tidur.

Inilah pelajaran yang sebenarnya untuk Ma’rifat mengenal Allah dan menghilangkan pekerjaan dunia serta mempelajari ilmunya dengan meniadakan atau menghilangkan diri/tubuh pada tingkah laku kita, maka tidak termasuk lagi pada huruf  “HA“ dan tidak boleh lagi dikata atau disebut Allah. Bila mana dengan jalan pelajaran mematikan diri/tubuh seperti : Zat, Sifat, Asma dan Af’al yang ada pada kita. Jika sudah kita tidak ada (memanakan diri/tubuh) inilah yang dimaksud menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala, maka bertemulah kita Ghaib di dalam Ghaib, Ujud di dalam Ujud, Zat di dalam Zat, Sifat di dalam Sifat, Asma di dalam Asma, Af’al di dalam Af’al, Sir di dalam Sir, Rahasia di dalam Rahasia dan Rasa di dalam Rasa yang menerima Zauk atau Widdan. Dalil yang menunjukkan hilangnya diri kepada Allah Ta’ala sebagai berikut :

"TIZIBUL BADANI SARAL QALBI “ artinya Hancurkan Badan jadikan Hati.

“TAZIBUL QALBI SARANRUH” artinya Hancurkan Hati jadikan Ruh.

“TAZIBUL RUHI SARANNUR" artinya Hancurkan Ruh jadikan Nur.

“TAZIBUNNURI SARAS SIRRI" artinya Hancurkan Nur jadikan Rahasia.

"TAZIBUSSIRRI ILLA ANA ILLA ANA” artinya Hancurkan Rahasia jadikan Aku ya Aku yang Mutlak, dan yang sebenarnya Aku itu adalah Rahasia sekalian Makam Manusia yang berada di dalam hati atau bathin.

“ALQOLBU KAMASALIL MURA WANAJRA FIIHI RABBAHU” artinya Hati Manusia itu diumpamakan Cermin, apabila dilihatnya Cerminnya, maka kelihatanlah Tuhannya dari pada Rahasia, karena rupa kita yang berada di dalam bathin inilah yang diakui oleh Allah, sebab rupa dari Rahasianya.

Allah Ta’ala berfirman : “AL INSAN SIRRI WASIRRI WASIFATI LA GHAIRI” artinya Insan itu adalah RahasiaKu dan RahasiaKu itu adalah tidak lain dari pada ZatKu yang Wajibbal Wujud.

Allah Ta’ala berfirman “AL QALBI HAYATI SIRRI ANA ILLA ANA” artinya Di dalam missal itu hati, di dalam SirKu adalah Aku Rahasia segala Insan yang ada di dalam Bathin. Demikianlah yang sebenarnya untuk mengenal Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman dalam Hadist Qudsi “MAN ‘ARA FALLAH PAHUWALLAH” artinya Dengan sesungguhnya siapa yang mengenal Allah, maka ia bernama Allah dan Muhammad, karena hayat itu adalah hidup dengan sendirinya yang berasal dari Hayyun, sedangkan Manikam itu artinya ketuhanan, itulah sifat Allah Ta’ala yang dizahirkan kepada Muhammad dan Adam serta Insan daripada kenyataan kelakuan yang disertai dengan sifat, Hayat, Ilmu, Kudrad, Iradat, Sama’, Bashar, Kalam. Maka tajallilah Zat Muhammad dan Adam serta Insan dan Diri/tubuh yang dijadikan dari pada 4 (empat) macam yaitu :

  1. Mada
  2. Madi
  3. Mani
  4. Manikam artinya Ketuhanan yang disertai dengan sifat yang tersebut di atas daripada kenyataan sesuatu faedah kelakuan (martabat).
“MAN ALIFU KHALAK NARU WAHUWA RUHUL INSANU” Artinya : Hilangkan huruf Alif, jadikan Nama atau Asma Manusia, Fanakanan dirimu di dalam Zat Allah.

“LAM AWAL KHALIFATUHIY WAHUWA HAPSAL INSANU” Artinya : Hilangkan huruf Lam Awal, jadikan Nafas Manusia, Fanakan Sifatmu di dalam Sifat Allah.

“LAM AKHIR KHALAKA ASMAI WAHUWADDARUL INSAN” Artinya : Hilangkan Huruf Lam Akhir, jadikan Daerah Manusia, Fanakan Namamu di dalam Nama Allah.

“WAA HAA, I, KHALAKAL ARDHI WAHUWA BADANUL INSANU” Artinya : Hilangkan Huruf “H”, jadikan Badan/Tubuh Manusia, Fanakan Af’almu di dalam Af’al Allah.

Arti dari nama Allah :
  1. Alif : Jari kelingking menjadi Huruf Alif
  2. Lam Awal : Jari Manis menjadi Huruf Lam Awal
  3. Lam Akhir : Jari Tengah menjadi Huruf Lam Akhir
  4. Ha : Jari Telunjuk dan Ibu Jari menjadi Huruf Ha.
Artinya Diri yang Empat Anasar pada Tubuh :
  1. Artinya Nafas : Menjadi Huruf Alif
  2. Artinya Air Liur : Menjadi Huruf Lam Awal
  3. Artinya Darah : Menjadi Huruf Lam Akhir
  4. Artinya Hawa dan Rasa : Menjadi Huruf Ha.
  1. Artinya Nafas : adalah Angin
  2. Artinya Air Liur : adalah Air
  3. Artinya Daerah : adalah Api
  4. Artinya Hawa dan Rasa : adalah Bumi/Tanah.
Demikianlah penjelasan apa yang dimaksudkan arti Nama Allah yang ada pada Diri kita, agar dapat diketahui sebagaimana yang dipelajari oleh Guru.

50 comments:

  1. ilmu yang sangat tinggi... sebelum membaca dan mempelajari artikel ini, harus memahami ilmu tauhid yang ada dalam qurotul goes dan kitab tizan... setelah memahami tauhid pahami ilmu fikih yaitu hukum-hukum dalam ibadah sehari-hari.... baru baca artikel ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar kata tuan ... tiang mesti kukuh, barulah rumah boleh ditegakkan. tulisan ini sekadar panduan pada yg ingin mendalami ilmu ketuhanan. pembaca dinasihatkan merujuk pada guru2 tauhid lagi murshid untuk sebarang keraguan.

      Delete
  2. ehmmm alhamdulillah terima kasih banyak banyak tentang ilmu ini. Saya ada membaca buku mengenal Diri mengenal Allah sebelum ini dan tulisan tuan ini menambahkan pengetahuan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih dan alhamdulillah sekiranya tulisan ini membawa manfaat pada puan ...

      Delete
  3. Kesemuanya dah ku baca dr artikel" yg d postingkan...kiranya izin ku copi dan ku pelajari lbh dlm...
    Trimakasih sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ... Allah membuka pintu hati tuan untuk mempelajari ilmuNya. Silakan tuan ... sebaik2 guru adalah Allah.

      Delete
  4. saudara ku waris naning tetapkan dan mantapkan jangan berubah lagi......

    ReplyDelete
  5. Ijin mempelajari ilmu yang diberikan dan copas.

    ReplyDelete
  6. "Jangan sampai terlihat ada nya diri" terbaikkk tuan diatas info yg sgt2 berguna...

    ReplyDelete
  7. terima kasih saudara syahizal ramli dia atas info blog ini.."sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan kita semua akan berpulang kepadanya" blog ilmu makrifatullah yang sangat sesuai bg yang mencari, teruskan menulis post2 baru warisnaning..satu usaha yang baik untuk menghidupkan kan kembali benih2 islam di akhirul zaman ini

    ReplyDelete
  8. Sy masih terkesima... Blog ini sangat berani... Sy berharap kebenaran segera mendekati agar pembaca artikel ini jgn dulu menelan mentah2 yang berAkibat..... Sudah cukup banyak umat islam yg lari dari Rel nya oleh karna (maaf)... Artikel sejenis diatas yaitu ttg Makrifatulah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
    5. This comment has been removed by the author.

      Delete
    6. This comment has been removed by the author.

      Delete
  9. Peluang Bisnis Dahsyat Yusuf Mansur. "Orang islam harus KAYA"
    dan "Beli Kembali Aset Indonesia" dengan INDONESIA BERJAMAAH
    Segera Amankan Posisi Anda, Segera JOIN bersama
    Komunitas Paytren , bisnis terbaru Ustadz Yusuf Mansur
    Dengan Produk V-pay ( Virtual Payment ) Anda akan
    dimudahkan dalam hal urusan pembayaran listrik,
    telpon, pulsa, PDAM, TV Berbayar, Internet, cukup dari genggaman anda saja . Transaksi dapat dilakukan
    melalui Website, SMS, Android, BlackBerry, iPhone dan YM dan anda mendapatkan casback disetiap transaksi anda dan mitra di jaringan anda.
    Penasaran Dengan Bisnis
    Ustd. Yusuf Mansur ini Kunjungi Website:http://suksespaytren.com/wan-vsi

    ReplyDelete
  10. Tuan mhon di jelaskan haqilqat sholat dan haji,pda tulisan yg dulu pernah ku baca tapi skarang kok nggak ada? Mhon rido untuk mmplajari n mmgmbil mnfaatnya. Barakallu lak

    ReplyDelete
  11. Tuan Naning Orang mana? ilmunya Sudah MANTAP.

    ReplyDelete
  12. Siapakah gerangan Tuan Hamba..

    ReplyDelete
  13. Awaludin ma'rifatullah. Assalamu'alaikum. Sungguh cakap ilmu waris naning.namun izinkan hamba memberikan masukan guna tidak salah dalam menyampaikan.tolong waris naning..perbaiki bahasa arab nya agar tidak salah artinya.terima kasih.wassalam

    ReplyDelete
  14. Jika tuan waris naning berkenan email ke saya yang kebih terperinci..agar tidak salah dalam mempelajari pengetahuan yang tuan berikan.semoga allah senantiasa bersama kita semua amin

    ReplyDelete
  15. Tolong email ke saya kyaicadarputih@yahoo.com terimakasih tuan di tunggu

    ReplyDelete
  16. Tolong email ke saya kyaicadarputih@yahoo.com terimakasih tuan di tunggu

    ReplyDelete
  17. Awaludin ma'rifatullah. Assalamu'alaikum. Sungguh cakap ilmu waris naning.namun izinkan hamba memberikan masukan guna tidak salah dalam menyampaikan.tolong waris naning..perbaiki bahasa arab nya agar tidak salah artinya.terima kasih.wassalam

    ReplyDelete
  18. Semua dari pada itu adalah AL- _ _ _

    ReplyDelete
  19. Sangat menginspirasi, kita berasal dari Allah tetapi apakah Allah itu kita ? Apakah pencipta itu adalah ciptaan ? Ataukah ciptaan itu pencipta ? Apah Nur Muhammad itu Allah itu sendiri atau asalnya dari Allah bukan Allah itu sendiri, contoh adanya bapak dan ibu kita maka terlahirlah kita ada zat, sifat, asma, afal dri bapak dan ibu kita yg kita bawa dlm diri kita tetapi apakah kita itu bapak kita sendiri ? Apa maknanya untuk mengenal Allah maka kenalilah Allah di dlm diri kita nah ini menunjukan bahwa yg ada pada diri kita Allah juga memilikinya, tetapi bukan memahami bahwa Allah itu ada didalam diri kita tetapi pemberian Allah itu yg ada pd kita bukannya Allah itu sejatinya diri kita itu sendiri.

    ReplyDelete
  20. Nah apa pemberian Allah pd diri kita itulah yg kita cari dan kita pahami supaya kita bisa memahami bahwa yg ada pada kita tersebut itulah cerminandaripada Allah juga memilikinya tetapi bukan Allah itu sendiri yg ada pada dirikita, tetap pencipta adalah pencipta dan ciptaan adalah ciptaan, ciptaan berasal dari pencipta dan akan kembali keasalnya.

    ReplyDelete
  21. Pemberian Allah inilah yg kita mesti cari dan pahami, hitunglah huruf pada bismillah jng dihitung ulang huruf yg sama maka ada 13 huruf, 4 dari bapak 4 dari ibu inilah batin dan 5 adalah lahir, 5 yg lahir inilah yg tinggal didalam kubur sedangkan 8 (halusnya) inilah yg kembali keasalnya, 8 ini dikontrol atau dihidupkan dri yg 1 didalam diri inilah sejatinya diri total 9 kurang 1 lg yg satu lg ini mesti dicari diluar diri karna yg satu inilah yg punya kuasa menjemput untukbersama kembali keasalnya (siapa asalnya ? Carilah!, maka total 10 juz. 10 juz inilah yg terlepas dikala anak bayi lahir, tangan anak bayi terbuka genggaman 10 jari barulah dia menangis terlepaslah 10 juz, 10 juz inilah yg menghidupkan manusia dan mengendalikan 30 juz yg terlihat. 10 juz yg menggerakan 30 juz dan 2 dari 10 itulah sampe kita bisa membaca 30 juz, tanpa 2 itu tdk akn bs hidup terbaca 30 juz. Renungkanlah....

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. udah dapet bongkahan belum bos

    ReplyDelete
  24. Kenali diri maka aknn kenal allah..... ikmu tua yang hampir hilang.... bersyukurlah setiap yang mendapatlkannya.... inilah jalan pulang yang sebenarnya.....

    ReplyDelete
  25. Kenali diri maka aknn kenal allah..... ikmu tua yang hampir hilang.... bersyukurlah setiap yang mendapatlkannya.... inilah jalan pulang yang sebenarnya.....

    ReplyDelete
  26. Dia yg awal tiada permulaan,dia yang akhir tiada kesudahan,dia yg mengenal dirinya sendiri,tiada insan faham,melainkan dia jua,tiada yg memahamkan ilmu selain dia jua,...maka kefaham itu brtingkat tingkat mengikut kehendak dan ketentuannya,siapa yg merasa dirinya faham,maka dia blm faham,siapa yang merasa alim,blm alim,siapa merasa dekat ,blm dekat...maka siapa merasa takwa,sunggu ia jauh...la haulawalaquwwaillabillah...

    ReplyDelete
  27. Dia yg awal tiada permulaan,dia yang akhir tiada kesudahan,dia yg mengenal dirinya sendiri,tiada insan faham,melainkan dia jua,tiada yg memahamkan ilmu selain dia jua,...maka kefaham itu brtingkat tingkat mengikut kehendak dan ketentuannya,siapa yg merasa dirinya faham,maka dia blm faham,siapa yang merasa alim,blm alim,siapa merasa dekat ,blm dekat...maka siapa merasa takwa,sunggu ia jauh...la haulawalaquwwaillabillah...

    ReplyDelete
  28. assalamualakum wr.wb.
    sekedar membaca tidaklah cukup
    kemana diri mencari guru...
    terima kasih infonya

    ReplyDelete
  29. Assalamualaikom Wr. Wb. Salam kenal pak waris maning, Mohon ijin bisa belajar ilmunya. Bila bapak berkenan mohon dikirim di email sy kukuh_2363@yahoo.com terima kasih.

    ReplyDelete
  30. Assalamualaikom Wr. Wb. Salam kenal pak waris maning, Mohon ijin bisa belajar ilmunya. Bila bapak berkenan mohon dikirim di email sy kukuh_2363@yahoo.com terima kasih.

    ReplyDelete
  31. Assalamualaikom Wr. Wb. Salam kenal pak waris maning, Mohon ijin bisa belajar ilmunya. Bila bapak berkenan mohon dikirim di email sy kukuh_2363@yahoo.com terima kasih.

    ReplyDelete
  32. Jngan bermain akal dlam mempelajari ilmu ini
    Karna pasti kamu tidak akan sampai

    ReplyDelete
  33. asslaamu a'laikum
    izin mempelajari tulisan - tulisan anda mas...

    ReplyDelete
  34. kita harus lebih mengenal agar tidak kita hanya mengenal asma'nya saja ,, seperti pepatah orang lombok , kaloq sudah ada nama pasti ada barang, kaolq sudah ada barang pasti ada nama , cuman asmaq yang 99 itu kita tau tetapi nama yang satu itu kita tidak tw cari tw lah nama yang satu itu ,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan di cari karna yg satu itu terlindung untuk apa kita cari yang satu kita kan udah di kasih 99. Maaf saya juga dalam tahap belajar hehe

      Delete
  35. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  36. Dimana tempat yg tidak mensyarikati ALLAH DAN RASULNYA?

    ReplyDelete
  37. Bpk / ibu yang membuat blok mohon pm gmail saya, saya ingin belajar lebih dalam agar ingat jalan pulang | akmalalrasyid404@gmail.com

    ReplyDelete